Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun:  Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya

Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun: Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya

Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun:  Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya
Sumber Istimewa :

Indonesia, dengan perekonomian yang terus berkembang, memiliki aliran uang yang dinamis. Bank Indonesia (BI) secara rutin memantau dan melaporkan data uang beredar, memberikan gambaran tentang kesehatan ekonomi dan arah kebijakan moneter. Pada Agustus 2024, uang beredar dalam arti luas (M2) mencapai angka Rp8.973,7 triliun, menandakan pertumbuhan yang stabil meskipun sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang sumber dan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan uang beredar, serta dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.

Memahami Uang Beredar dan M2

Uang beredar merupakan jumlah uang yang beredar di masyarakat, baik dalam bentuk uang tunai maupun simpanan di bank. M2, atau uang beredar dalam arti luas, mencakup uang tunai, giro, tabungan, dan deposito. M2 menjadi indikator penting untuk memahami likuiditas perekonomian, yaitu kemampuan masyarakat untuk melakukan transaksi. Pertumbuhan M2 yang sehat menunjukkan bahwa masyarakat memiliki akses yang cukup terhadap uang untuk berbelanja, berinvestasi, dan memenuhi kebutuhan lainnya.

Sumber Pertumbuhan Uang Beredar

Pertumbuhan uang beredar di Indonesia pada Agustus 2024 didorong oleh beberapa faktor utama:

Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun:  Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya

  • Penyaluran Kredit: Kredit merupakan salah satu sumber utama pertumbuhan uang beredar. Ketika bank menyalurkan kredit kepada masyarakat, uang baru diciptakan dan masuk ke dalam sirkulasi. Pada Agustus 2024, penyaluran kredit tumbuh sebesar 10,9% (yoy), menunjukkan bahwa bank-bank masih aktif dalam menyalurkan kredit, meskipun pertumbuhannya sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya.
  • Aktiva Luar Negeri Bersih: Aktiva luar negeri bersih merupakan selisih antara aset yang dimiliki Indonesia di luar negeri dengan kewajiban Indonesia kepada pihak luar negeri. Ketika aktiva luar negeri bersih meningkat, berarti Indonesia memiliki lebih banyak aset di luar negeri, yang dapat meningkatkan jumlah uang beredar di dalam negeri. Namun, pada Agustus 2024, aktiva luar negeri bersih mengalami kontraksi sebesar 1,1% (yoy), menunjukkan penurunan aset Indonesia di luar negeri.
  • Tagihan Bersih kepada Pemerintah Pusat: Tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat mencerminkan jumlah uang yang dipinjamkan oleh Bank Indonesia kepada pemerintah. Ketika tagihan bersih ini meningkat, berarti pemerintah meminjam lebih banyak uang dari Bank Indonesia, yang pada gilirannya dapat meningkatkan jumlah uang beredar. Pada Agustus 2024, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 12,5% (yoy), menunjukkan bahwa pemerintah masih aktif dalam memanfaatkan pinjaman dari Bank Indonesia.

Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun:  Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya

Dampak Pertumbuhan Uang Beredar terhadap Perekonomian

Pertumbuhan uang beredar memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian, baik positif maupun negatif:

  • Dampak Positif:

    Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun:  Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya

    • Meningkatkan Aktivitas Ekonomi: Pertumbuhan uang beredar yang sehat dapat mendorong aktivitas ekonomi, karena masyarakat memiliki lebih banyak uang untuk berbelanja dan berinvestasi. Hal ini dapat memicu pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
    • Meningkatkan Konsumsi: Dengan lebih banyak uang di tangan, masyarakat cenderung meningkatkan konsumsi mereka, yang dapat mendorong pertumbuhan industri dan bisnis.
    • Meningkatkan Investasi: Pertumbuhan uang beredar juga dapat mendorong investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Investasi ini dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan produktivitas, dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

    Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun:  Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya

  • Dampak Negatif:

    • Inflasi: Pertumbuhan uang beredar yang terlalu cepat dapat menyebabkan inflasi, yaitu kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Hal ini terjadi karena terlalu banyak uang beredar di masyarakat, sehingga nilai uang menjadi lebih rendah.
    • Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun:  Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya

    • Gelembung Aset: Pertumbuhan uang beredar yang tidak terkendali dapat menyebabkan gelembung aset, yaitu kenaikan harga aset secara tidak wajar, yang pada akhirnya dapat memicu krisis ekonomi.
    • Peningkatan Utang: Pertumbuhan uang beredar yang didorong oleh penyaluran kredit yang berlebihan dapat meningkatkan utang masyarakat. Hal ini dapat menjadi beban bagi masyarakat dan dapat menyebabkan kesulitan ekonomi di masa depan.

Kebijakan Moneter Bank Indonesia

Bank Indonesia memiliki peran penting dalam mengendalikan pertumbuhan uang beredar dan menjaga stabilitas ekonomi. Melalui kebijakan moneter, BI dapat mengatur jumlah uang beredar di masyarakat, dengan tujuan untuk mencapai target inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Beberapa kebijakan moneter yang dapat dilakukan BI antara lain:

  • Suku Bunga Acuan: BI dapat menaikkan atau menurunkan suku bunga acuan untuk memengaruhi biaya pinjaman dan investasi. Suku bunga acuan yang tinggi dapat mengurangi jumlah uang beredar, sedangkan suku bunga acuan yang rendah dapat meningkatkan jumlah uang beredar.
  • Cadangan Bank: BI dapat mengatur persentase cadangan yang harus dipegang oleh bank-bank. Cadangan bank yang tinggi dapat mengurangi jumlah uang beredar, sedangkan cadangan bank yang rendah dapat meningkatkan jumlah uang beredar.
  • Operasi Pasar Terbuka: BI dapat membeli atau menjual surat berharga di pasar uang untuk memengaruhi jumlah uang beredar. Pembelian surat berharga dapat meningkatkan jumlah uang beredar, sedangkan penjualan surat berharga dapat mengurangi jumlah uang beredar.

Kesimpulan

Pertumbuhan uang beredar di Indonesia pada Agustus 2024 menunjukkan bahwa likuiditas perekonomian masih dalam kondisi yang baik. Meskipun pertumbuhannya sedikit melambat, namun tetap berada di level yang sehat. Pertumbuhan uang beredar didorong oleh penyaluran kredit, meskipun aktiva luar negeri bersih mengalami kontraksi. Bank Indonesia terus memantau perkembangan uang beredar dan menerapkan kebijakan moneter yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mencapai target inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Penting bagi masyarakat untuk memahami dinamika uang beredar dan dampaknya terhadap perekonomian, sehingga dapat mengambil keputusan finansial yang tepat.

Uang Beredar di Indonesia Tembus Rp8.973,7 Triliun:  Memahami Aliran Likuiditas dan Dampaknya
[RELATED]

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *