Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun

Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun

Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun
Sumber Istimewa :

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meninggalkan kursi kepresidenan pada akhir tahun 2024 dengan catatan defisit APBN yang mencapai Rp609,7 triliun, atau setara dengan 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini merupakan proyeksi yang disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, berdasarkan realisasi APBN hingga Agustus 2024.

Meskipun defisit APBN saat ini masih di bawah 1% (0,68% atau Rp153,7 triliun), Suahasil meyakini bahwa angka tersebut akan melonjak di akhir tahun. Hal ini dikarenakan lazimnya terjadi peningkatan penyerapan anggaran pada kuartal III dan IV, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur seperti Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

"Kita perkirakan iya (defisit mencapai 2,7%), karena seperti biasa lazimnya yang namanya penyerapan anggaran itu nanti di kuartal III dan khususnya kuartal IV meningkat," ujar Suahasil dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2024, Senin (23/9/2024).

Suahasil mencontohkan IKN yang hingga saat ini baru terealisasi kurang dari 50% dari total anggaran yang dialokasikan. Namun, pekerjaan fisik di lapangan terus berjalan. Ketika pekerjaan fisik selesai dan diserahkan, maka pembayaran akan dilakukan secara penuh, yang akan mendorong peningkatan defisit APBN.

Defisit APBN: Antara Tantangan dan Peluang

Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun

Defisit APBN merupakan kondisi di mana pengeluaran negara melebihi pendapatan negara dalam satu periode tertentu. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti penurunan pendapatan negara akibat krisis ekonomi, peningkatan pengeluaran negara untuk program-program sosial, atau investasi infrastruktur.

Defisit APBN bukanlah hal yang selalu negatif. Dalam kondisi tertentu, defisit APBN dapat menjadi stimulus ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, defisit yang terlalu besar dan tidak terkendali dapat berdampak buruk bagi perekonomian, seperti meningkatnya utang negara, inflasi, dan ketidakstabilan ekonomi.

Tantangan dan Peluang di Balik Defisit APBN 2024

Defisit APBN 2024 yang diproyeksikan mencapai Rp609,7 triliun membawa sejumlah tantangan dan peluang bagi pemerintahan mendatang.

Tantangan:

Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun

  • Meningkatnya Utang Negara: Defisit APBN yang besar akan berdampak pada peningkatan utang negara. Hal ini dapat menjadi beban bagi generasi mendatang, karena mereka harus menanggung beban pembayaran bunga dan pokok utang.
  • Risiko Inflasi: Defisit APBN yang tidak terkendali dapat memicu inflasi, karena pemerintah mencetak uang untuk menutupi defisit. Inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat dan memperburuk kondisi ekonomi.
  • Ketidakstabilan Ekonomi: Defisit APBN yang besar dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi, karena investor asing dapat kehilangan kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia.

Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun

Peluang:

  • Peningkatan Investasi Infrastruktur: Defisit APBN dapat digunakan untuk mendanai proyek-proyek infrastruktur yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
  • Peningkatan Program Sosial: Defisit APBN dapat digunakan untuk meningkatkan program-program sosial, seperti bantuan langsung tunai (BLT) dan program kesehatan, yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
  • Peningkatan Daya Saing Ekonomi: Defisit APBN dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia, seperti melalui program-program pendidikan dan penelitian.
  • Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun

Strategi Mengelola Defisit APBN

Pemerintah mendatang perlu menerapkan strategi yang tepat untuk mengelola defisit APBN agar tidak menjadi beban bagi perekonomian. Beberapa strategi yang dapat diterapkan, antara lain:

  • Meningkatkan Pendapatan Negara: Pemerintah dapat meningkatkan pendapatan negara melalui berbagai cara, seperti meningkatkan efisiensi perpajakan, memperluas basis pajak, dan meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
  • Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun

  • Mengelola Pengeluaran Negara: Pemerintah perlu melakukan efisiensi pengeluaran negara, dengan memprioritaskan pengeluaran yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.
  • Menerapkan Kebijakan Fiskal yang Prudent: Pemerintah perlu menerapkan kebijakan fiskal yang prudent, dengan menjaga defisit APBN dalam batas yang aman dan terkendali.

Kesimpulan

Defisit APBN 2024 yang diproyeksikan mencapai Rp609,7 triliun merupakan warisan yang akan dihadapi oleh pemerintahan mendatang. Angka ini menjadi tantangan dan peluang bagi pemerintahan mendatang untuk menjaga stabilitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Strategi yang tepat dalam mengelola defisit APBN akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.

Catatan:

Artikel ini ditulis berdasarkan informasi yang tersedia di publik. Informasi yang lebih detail dan spesifik mengenai defisit APBN 2024 dapat diperoleh dari sumber resmi seperti Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Warisan Defisit: Jokowi Tinggalkan APBN 2024 dengan Luka Rp609,7 Triliun
[RELATED]

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *