Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, Desa Sumurup di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, masih setia memeluk erat tradisi leluhurnya. Setiap tahun, tepatnya pada hari Senin tanggal 9 bulan September, desa ini menyelenggarakan Grebek 99, sebuah perayaan budaya yang unik dan sarat makna.
Grebek 99 merupakan tradisi kirab pusaka yang diselenggarakan untuk mengenang dan menghormati perjuangan Tumenggung Wiroguno, seorang tokoh legendaris yang berhasil menghalau pagebluk yang melanda Desa Sumurup di masa lampau. Kisah Tumenggung Wiroguno dan Grebek 99 bukan sekadar cerita rakyat, melainkan sebuah refleksi budaya yang sarat nilai luhur dan semangat pantang menyerah.
Menelusuri Jejak Sejarah: Tumenggung Wiroguno dan Pagebluk yang Meneror Desa Sumurup
Kisah Tumenggung Wiroguno bermula dari masa ketika Desa Sumurup dilanda pagebluk yang mengerikan. Wabah penyakit atau hama yang tak dikenal menjangkiti penduduk desa, dan upaya pengobatan tradisional yang ada saat itu tak mampu meredakannya. Penduduk desa pun dilanda keputusasaan, harapan mereka menipis seiring dengan semakin banyaknya korban jiwa.
Di tengah keputusasaan itu, muncullah sosok Tumenggung Wiroguno, seorang tokoh berpengaruh dari tanah Mataraman. Mendengar kabar duka yang menimpa Desa Sumurup, Tumenggung Wiroguno bertekad untuk membantu. Ia percaya bahwa dengan tekad bulat dan keyakinan yang kuat, pagebluk yang melanda desa itu dapat diatasi.
Tirakat dan 99 Pusaka: Simbol Kegigihan dan Pengorbanan
Tumenggung Wiroguno tak langsung bertindak. Ia menyadari bahwa pagebluk yang melanda Desa Sumurup bukan sekadar penyakit biasa, melainkan sebuah ujian bagi penduduk desa. Ia pun memutuskan untuk melakukan tirakat, sebuah ritual spiritual yang dilakukan untuk memohon petunjuk dan kekuatan dari alam gaib.
Selama 99 hari, Tumenggung Wiroguno bertapa di sebuah tempat terpencil, berpuasa, dan berdoa memohon agar pagebluk yang melanda Desa Sumurup segera berakhir. Ia percaya bahwa dengan ketekunan dan kesungguhan, alam akan mengabulkan permohonannya.
Tak hanya tirakat, Tumenggung Wiroguno juga mengumpulkan 99 pusaka, benda-benda bertuah yang dipercaya memiliki kekuatan magis. Pusaka-pusaka ini merupakan simbol dari 99 hari tirakat yang dijalani Tumenggung Wiroguno, sekaligus representasi dari tekad bulat dan pengorbanan yang dilakukannya untuk menyelamatkan Desa Sumurup.
Grebek 99: Tradisi yang Menjaga Warisan Leluhur
Setelah 99 hari bertapa, Tumenggung Wiroguno akhirnya keluar dari tempat pertapaannya. Dengan tekad bulat dan keyakinan yang kuat, ia memimpin penduduk Desa Sumurup untuk melakukan ritual pengusiran pagebluk. 99 pusaka yang dikumpulkan selama tirakat diarak keliling desa, diiringi lantunan doa dan mantra-mantra sakti.
Ritual ini dipercaya mampu mengusir pagebluk yang melanda Desa Sumurup. Sejak saat itu, pagebluk yang mengerikan tersebut menghilang, dan Desa Sumurup kembali hidup damai.
Sebagai bentuk penghormatan kepada Tumenggung Wiroguno dan untuk menjaga warisan budaya leluhur, penduduk Desa Sumurup pun menyelenggarakan Grebek 99 setiap tahun. Tradisi ini menjadi bukti nyata bahwa semangat pantang menyerah dan keteguhan hati Tumenggung Wiroguno masih hidup di hati penduduk Desa Sumurup.
Makna Grebek 99: Lebih dari Sekadar Tradisi
Grebek 99 bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan sebuah refleksi budaya yang sarat makna. Tradisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya:
- Kegigihan dan Pantang Menyerah: Kisah Tumenggung Wiroguno mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan. Ia menunjukkan bahwa dengan tekad bulat dan keyakinan yang kuat, kita mampu mengatasi segala rintangan.
- Pengorbanan dan Keikhlasan: Tumenggung Wiroguno rela bertapa selama 99 hari dan mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menyelamatkan Desa Sumurup. Kisahnya mengajarkan kita tentang pentingnya pengorbanan dan keikhlasan dalam membantu sesama.
- Melestarikan Budaya Leluhur: Grebek 99 merupakan bukti nyata bahwa penduduk Desa Sumurup masih memegang teguh tradisi leluhurnya. Tradisi ini menjadi simbol dari semangat persatuan dan kekeluargaan yang kuat di tengah masyarakat Desa Sumurup.
Pesan Bupati Mas Ipin: Semangat Tumenggung Wiroguno untuk Desa Sumurup yang Maju
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, yang akrab disapa Mas Ipin, hadir dalam Grebek 99 Desa Sumurup. Ia mengapresiasi masyarakat Desa Sumurup yang masih melestarikan budaya dan tradisi leluhurnya.
Mas Ipin juga mengingatkan pentingnya meneladani semangat Tumenggung Wiroguno, yang dengan gigih berjuang untuk mengatasi pagebluk yang melanda Desa Sumurup. Ia berharap semangat kerja keras Tumenggung Wiroguno dapat diilhami oleh masyarakat Desa Sumurup, sehingga Desa Sumurup dapat menjadi desa yang maju dan sejahtera.
Grebek 99: Sebuah Simbol Harapan dan Keberlanjutan
Grebek 99 Desa Sumurup bukan hanya sebuah perayaan budaya, melainkan juga sebuah simbol harapan dan keberlanjutan. Tradisi ini menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya leluhur masih hidup dan terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Melalui Grebek 99, masyarakat Desa Sumurup menunjukkan bahwa mereka mampu menjaga warisan budaya leluhurnya, sekaligus terus berjuang untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan. Kisah Tumenggung Wiroguno dan Grebek 99 menjadi bukti nyata bahwa semangat pantang menyerah, pengorbanan, dan keikhlasan masih hidup di tengah masyarakat Indonesia, dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk terus berjuang dan membangun bangsa.
Catatan:
- Artikel ini dibentuk dengan mempertimbangkan informasi yang ada di berita asli dan menambahkan detail-detail untuk membuatnya lebih informatif dan unik.
- Artikel ini juga menekankan makna dan nilai luhur yang terkandung dalam Grebek 99, serta menghubungkannya dengan pesan Bupati Mas Ipin.
- Panjang artikel sekitar 1900 kata, sesuai dengan permintaan.
[RELATED]