Kota Blitar, dengan segala pesonanya, menyimpan sebuah rahasia kelam yang tersembunyi di balik gemerlapnya kehidupan urban. Di tengah hiruk pikuk aktivitas warga, terbersit sebuah pertanyaan: mengapa sebagian jalan di kota ini masih terbenam dalam kegelapan? Jawabannya sederhana, namun mengkhawatirkan: kebutuhan lampu penerangan jalan umum (PJU) di Kota Blitar masih kurang sekitar 3.000 titik.
Angka ini bukanlah sekadar data statistik belaka, melainkan cerminan dari sebuah realitas yang mencemaskan. Bayangkan, 3.000 titik di mana cahaya lampu PJU seharusnya menerangi jalan, kini terbenam dalam kegelapan. Kegelapan yang bukan hanya menghantui para pejalan kaki dan pengendara, tetapi juga menjadi ancaman bagi keamanan dan kenyamanan warga.
"Kalau dipenuhi semua sampai jalan lingkungan, kebutuhan lampu PJU di Kota Blitar masih kurang sekitar 3.000-an titik," ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Blitar, Juari, dengan nada penuh keprihatinan.
Pernyataan Juari ini menjadi bukti nyata bahwa permasalahan lampu PJU di Kota Blitar bukanlah hal baru. Keterbatasan anggaran menjadi kendala utama yang menghambat upaya pemenuhan kebutuhan lampu PJU.
"Karena keterbatasan anggaran, Pemkot Blitar melalui Dinas Perhubungan (Dishub) secara bertahap berupaya memenuhi kekurangan kebutuhan lampu PJU," jelas Juari.
Upaya bertahap yang dimaksudkan Juari tampak seperti secercah harapan di tengah kegelapan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa langkah ini masih jauh dari kata ideal.
Saat ini, jumlah lampu PJU yang dikelola Dishub Kota Blitar baru mencapai 6.000 titik. Jumlah ini terbilang jauh dari cukup untuk menerangi seluruh sudut Kota Blitar.
"Dengan jumlah itu, masih banyak wilayah di Kota Blitar yang belum terjangkau lampu PJU dari Dishub," ujar Juari.
Perumahan baru yang fasilitas umumnya sudah diserahkan ke Pemkot Blitar menjadi contoh nyata dari permasalahan ini. Seharusnya, perumahan baru ini juga mendapat fasilitas lampu PJU dari Dishub, namun kenyataannya tidak demikian.
"Kami memfasilitasi lampu PJU di jalan kota dan jalan lingkungan. Itupun masih ada lokasi yang belum terjangkau lampu PJU," tambah Juari.
Fakta ini menunjukkan bahwa upaya pemenuhan kebutuhan lampu PJU di Kota Blitar masih jauh dari kata tuntas.
"Tiap tahun, Dishub mendapat anggaran untuk pengadaan lampu PJU," ungkap Juari.
Namun, anggaran yang tersedia tidak sebanding dengan kebutuhan yang ada.
"Tiap tahun, Dishub rata-rata menambah sebanyak 30 titik lampu PJU," lanjut Juari.
Angka ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan yang mencapai 3.000 titik.
"Tahun ini, Dishub hanya mendapat alokasi anggaran untuk pengadaan enam titik lampu PJU," ungkap Juari dengan nada kecewa.
Keterbatasan anggaran membuat langkah Dishub dalam memenuhi kebutuhan lampu PJU menjadi terhambat.
"Tahun ini, kami tetap ada pengadaan lampu PJU, tapi jumlahnya tidak banyak, hanya di enam titik. Untuk lokasinya masih kami petakan," jelas Juari.
Meskipun anggaran terbatas, Dishub Kota Blitar tidak tinggal diam. Mereka berupaya untuk memaksimalkan anggaran yang ada dengan melakukan perawatan rutin lampu PJU.
"Selain itu, kata Juari, Dishub juga rutin melakukan perawatan lampu PJU. Salah satunya, Dishub mengganti lampu PJU yang rusak atau mati," ujar Juari.
Upaya perawatan ini menjadi langkah penting untuk menjaga agar lampu PJU yang sudah ada tetap berfungsi dengan baik.
"Kalau perawatan Lampu PJU rutin kami lakukan. Lampu PJU yang mati maupun rusak kami ganti," ujarnya.
Namun, upaya perawatan ini tidak bisa menggantikan kebutuhan akan penambahan lampu PJU baru.
Kegelapan yang menyelimuti 3.000 titik di Kota Blitar bukan hanya masalah estetika, tetapi juga menyangkut keamanan dan kenyamanan warga.
Bayangkan, seorang pejalan kaki yang harus berjalan di tengah kegelapan, rawan menjadi korban kejahatan.
Bayangkan pula, seorang pengendara yang harus berhati-hati di jalan yang gelap, rawan mengalami kecelakaan.
Kegelapan bukan hanya menakutkan, tetapi juga merugikan.
Kegelapan dapat menghambat aktivitas ekonomi, karena membuat warga enggan beraktivitas di malam hari.
Kegelapan juga dapat menurunkan kualitas hidup, karena membuat warga merasa tidak aman dan nyaman.
Oleh karena itu, upaya pemenuhan kebutuhan lampu PJU di Kota Blitar harus menjadi prioritas.
Pemkot Blitar harus berupaya untuk mencari solusi agar anggaran untuk pengadaan lampu PJU dapat ditingkatkan.
Masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mendukung upaya ini dengan cara melaporkan kerusakan lampu PJU dan memberikan masukan kepada Pemkot Blitar.
Kegelapan di Kota Blitar bukanlah takdir, melainkan sebuah tantangan yang harus diatasi.
Dengan kerja sama yang baik antara Pemkot Blitar dan masyarakat, diharapkan kegelapan yang menyelimuti 3.000 titik di Kota Blitar dapat segera sirna dan digantikan oleh cahaya terang yang menerangi jalan menuju kota yang lebih aman, nyaman, dan sejahtera.
[RELATED]