Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, tengah bersiap untuk melepas putra tercintanya, Yusuf Mannagalli, menuju pelaminan. Pernikahan Yusuf dengan Jihan Qonitatillah akan dilangsungkan di Grand Ballroom Al Marwah Masjid Nasional Al Akbar Surabaya pada Jumat, 20 September 2024, pukul 13.30 WIB.
Menjelang hari bahagia ini, Khofifah tak hanya sibuk dengan persiapan pernikahan. Ia juga meluangkan waktu untuk berbagi kebahagiaan dengan masyarakat dan mengenang sang suami tercinta, Indar Parawansa.
Ziarah dan Santunan: Menghormati Masa Lalu, Meraih Berkah Masa Depan
Pada Kamis, 19 September 2024, Khofifah mengunjungi makam sang suami dan orang tuanya di satu komplek makam. Ziarah ini merupakan bentuk penghormatan kepada para leluhur dan memohon doa restu untuk kelancaran pernikahan Yusuf.
"Jadi hari ini ada santunan anak yatim, juga ada santunan lansia serta dhuafa. Kemudian kita juga ziarah karena bapaknya Yusuf ini sudah wafat jadi, maka kita ziarah," ujar Khofifah.
Ziarah ini juga diiringi dengan pembagian santunan kepada anak yatim, lansia, dan dhuafa. Khofifah meyakini bahwa berbagi rezeki dan kebaikan merupakan bentuk sodaqoh yang dapat menghilangkan bala dan memohon keberkahan dari Allah SWT untuk kelancaran prosesi pernikahan.
Presiden Joko Widodo Saksi Nikah, Sebuah Kehormatan yang Istimewa
Pernikahan Yusuf dan Jihan akan semakin istimewa dengan kehadiran Presiden RI Joko Widodo sebagai saksi nikah dari pihak mempelai laki-laki. Kehadiran Presiden Jokowi menjadi bukti kedekatan dan hubungan baik Khofifah dengan pemimpin negara.
"Sebelum akad nikah akan ada prosesi pasrah tinampih yaitu penyerahan mempelai laki-laki ke keluarga mempelai perempuan, itu acara internal keluarga pada paginya di Al Akbar juga," jelas Khofifah.
"Baru nanti insyaallah pukul 13.15 WIB Pak Presiden akan hadir, dimana beliau akan menjadi saksi dari keluarga mempelai pria," imbuhnya.
Menyambut Masa Depan: Sebuah Perjalanan Baru yang Menantang
Setelah prosesi akad nikah, acara akan dilanjutkan dengan resepsi pernikahan. Acara ini digelar secara beruntun karena Yusuf harus segera berangkat ke Inggris untuk melanjutkan studi setelah pernikahan. Yusuf mendapatkan beasiswa Chevening di Universitas College London (UCL).
Khofifah menyampaikan pesan khusus kepada Yusuf, yang segera akan memasuki babak baru dalam hidupnya. Ia berharap Yusuf dapat membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rohmah.
"Pada anak saya, saya sempat sampaikan semingguan yang lalu. Bahwa pernikahan ini membutuhkan adaptasi-adaptasi dari dinamika kehidupan yang ada. Terlebih keduanya dokter, sangat mungkin akan memiliki kesibukan masing-masing. Sehingga perlu ada equilibrium dynamic, itu yang saya sampaikan dinamika itu harus dicari titik equilibriumnya dan harus mulai beradaptasi. Tidak hanya dengan istrinya saja tapi begitu juga dengan keluarga istrinya dan keluarga besar istrinya," pesan Khofifah.
Khofifah juga mengingatkan Yusuf tentang pentingnya membangun hubungan harmonis dengan istri di masa depan. Ia menuturkan pesan dari mertuanya yang selalu dipegang teguhnya, "Kalau kamu marah pukulah istrimu dengan hidungmu."
"Itu artinya balaslah dengan kasih sayang. Itu menjadi bagian penting untuk saling bisa memberikan pengertian, saling memberikan kasih sayang," pungkas Khofifah.
Menikahkan Putra, Merawat Warisan
Pernikahan Yusuf dan Jihan bukan hanya momen bahagia bagi Khofifah dan keluarga, tetapi juga sebuah simbol kelanjutan dari tradisi dan nilai-nilai luhur keluarga. Khofifah, sebagai seorang ibu, telah mendidik dan membimbing Yusuf dengan penuh kasih sayang dan nilai-nilai agama.
Pernikahan ini juga menjadi bukti bahwa Khofifah, sebagai seorang pemimpin, mampu menyeimbangkan peran sebagai ibu dan pemimpin. Ia mampu menjalankan tugas negara dengan baik, sekaligus mengurus keluarga dengan penuh kasih sayang.
Khofifah Indar Parawansa: Sosok Ibu, Pemimpin, dan Teladan
Khofifah Indar Parawansa bukan hanya seorang gubernur, tetapi juga seorang ibu, istri, dan teladan bagi masyarakat. Ia menunjukkan bahwa seorang perempuan dapat memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan.
Melalui perannya sebagai ibu, Khofifah telah mendidik putra-putranya dengan nilai-nilai luhur, sehingga mereka tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia dan berprestasi. Sebagai pemimpin, Khofifah telah membawa perubahan positif bagi Jawa Timur, dengan fokus pada pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Khofifah juga menjadi teladan bagi perempuan Indonesia, bahwa perempuan dapat mencapai kesuksesan di berbagai bidang, tanpa harus meninggalkan peran sebagai ibu dan istri.
Pernikahan Yusuf dan Jihan menjadi momen penting bagi Khofifah dan keluarga. Ia telah mempersiapkan putra tercintanya untuk memasuki babak baru dalam hidupnya, dengan penuh doa dan harapan. Khofifah juga telah menunjukkan bahwa ia mampu menyeimbangkan peran sebagai ibu dan pemimpin, dengan penuh kasih sayang dan dedikasi.
Semoga pernikahan Yusuf dan Jihan membawa kebahagiaan dan keberkahan bagi kedua mempelai, keluarga, dan masyarakat Jawa Timur.
[RELATED]