Pasar saham Amerika Serikat mengalami penurunan signifikan hari ini setelah data Jobs AS menunjukkan penurunan yang lebih besar dari ekspektasi. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 610 poin, atau 1,5%, menjadi 39.737,26, sedangkan S&P 500 jatuh 1,8% menjadi 5.346,56.
Penurunan pasar saham ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa perekonomian AS sedang mengalami kesulitan karena tingkat suku bunga yang tinggi. Data jobs AS menunjukkan bahwa pembuatan lapangan kerja oleh pengusaha AS telah melambat secara signifikan pada bulan lalu, sehingga meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS sedang mengalami penurunan.
"Data jobs hari ini membuat pasar saham menjadi sangat khawatir," kata Brian Jacobsen, ekonom utama di Annex Wealth Management. "Momentum ekonomi telah melambat sehingga kita membutuhkan keputusan yang lebih besar daripada biasanya untuk menghindari resesi."
Pasar saham juga dipengaruhi oleh hasil laporan keuangan beberapa perusahaan teknologi besar, seperti Amazon dan Intel, yang tidak memenuhi ekspektasi. Amazon jatuh 8,8% setelah melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari ekspektasi, sedangkan Intel jatuh 26,1% karena melaporkan keuntungan yang jauh di bawah ekspektasi.
Penurunan pasar saham ini juga mempengaruhi pasar saham global. Indeks Nikkei 225 Jepun jatuh 5,8%, sedangkan indeks saham di Eropa juga jatuh lebih dari 1%. Harga komoditas seperti minyak juga mengalami penurunan karena kekhawatiran bahwa ekonomi yang lemah akan mengurangi konsumsi bahan bakar.
Kebijakan Pemotongan Suku Bunga
Kini, pasar saham sedang menunggu keputusan dari Federal Reserve untuk menentukan apakah akan menurunkan suku bunga untuk membantu membantu perekonomian. Kebijakan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan rumah tangga dan perusahaan untuk meminjam uang dan menghidupkan ekonomi.
Namun, beberapa analis mengatakan bahwa keputusan Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga mungkin terlambat dan tidak cukup untuk menghindari resesi. "Federal Reserve sedang mengambil risiko untuk kalah karena mereka tidak mau terlalu agresif dalam menurunkan suku bunga," kata Brian Jacobsen.
Pasar Saham AS di Bawah Tekanan
Pasar saham AS sedang mengalami tekanan karena beberapa faktor, termasuk kekhawatiran bahwa perekonomian sedang mengalami penurunan, harga komoditas yang tinggi, dan kebijakan suku bunga yang tidak stabil.
Namun, beberapa analis juga mengatakan bahwa pasar saham AS masih memiliki potensi untuk tumbuh karena beberapa sektor, seperti teknologi dan perusahaan kecil, masih memiliki peluang untuk berkembang.
"Meskipun pasar saham AS sedang mengalami tekanan, saya masih yakin bahwa pasar saham akan tumbuh dalam jangka panjang," kata Nate Thooft, manajer portofolio senior di Manulife Investment Management. "Pasar saham masih memiliki peluang untuk tumbuh karena beberapa sektor masih memiliki potensi untuk berkembang."