Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meninggalkan kursi kepresidenan pada akhir tahun 2024 dengan catatan defisit APBN yang mencapai Rp609,7 triliun, atau setara dengan 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini merupakan proyeksi yang disampaikan oleh Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, berdasarkan realisasi APBN hingga Agustus 2024.
Meskipun terlihat kecil, angka 2,7% ini menyimpan makna yang dalam dan menjadi warisan bagi pemerintahan selanjutnya. Defisit APBN yang mencapai ratusan triliun rupiah menunjukkan bahwa pendapatan negara masih belum mampu menutupi pengeluaran negara. Kondisi ini menuntut pemerintah mendatang untuk fokus pada upaya meningkatkan pendapatan negara dan menekan pengeluaran yang tidak produktif.
Menelisik Lebih Dalam: Apa Penyebab Defisit APBN?
Defisit APBN bukanlah hal yang baru di Indonesia. Selama bertahun-tahun, pemerintah telah berupaya untuk menekan defisit, namun berbagai faktor tetap menjadi penghambat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab defisit APBN antara lain:
- Penurunan Pendapatan Negara: Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, termasuk penurunan pendapatan negara. Penurunan aktivitas ekonomi menyebabkan pendapatan pajak dan penerimaan negara lainnya mengalami penurunan.
- Peningkatan Pengeluaran Negara: Untuk menghadapi pandemi dan mendorong pemulihan ekonomi, pemerintah melakukan berbagai program stimulus fiskal. Program ini melibatkan peningkatan pengeluaran negara, seperti bantuan sosial, insentif bagi pelaku usaha, dan program infrastruktur.
- Struktur Ekonomi yang Rentan: Struktur ekonomi Indonesia yang masih bergantung pada komoditas ekspor membuat pendapatan negara rentan terhadap fluktuasi harga komoditas di pasar global.
- Efisiensi Pengeluaran: Meskipun pemerintah telah berupaya meningkatkan efisiensi pengeluaran, namun masih terdapat potensi kebocoran dan inefisiensi dalam pengelolaan anggaran.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Defisit APBN yang diwariskan oleh pemerintahan Jokowi menjadi tantangan besar bagi pemerintahan selanjutnya. Pemerintah mendatang harus mampu mengatasi defisit ini dengan strategi yang tepat dan terukur.
Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi defisit APBN antara lain:
- Meningkatkan Pendapatan Negara: Pemerintah perlu fokus pada upaya meningkatkan pendapatan negara melalui berbagai cara, seperti:
- Menerapkan kebijakan fiskal yang progresif: Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan pajak dari kelompok masyarakat yang berpenghasilan tinggi.
- Memperluas basis pajak: Pemerintah perlu memperluas basis pajak dengan memasukkan sektor-sektor ekonomi yang belum terjamah, seperti sektor informal.
- Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengumpulan pajak: Pemerintah perlu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengumpulan pajak dengan memperkuat sistem administrasi perpajakan dan menekan praktik penggelapan pajak.
- Mengembangkan sumber pendapatan negara baru: Pemerintah perlu mencari sumber pendapatan negara baru, seperti melalui pemanfaatan aset negara dan pengembangan sektor ekonomi baru.
- Mengelola Pengeluaran Negara dengan Bijak: Pemerintah perlu melakukan penghematan dan efisiensi pengeluaran negara dengan:
- Memprioritaskan pengeluaran yang produktif: Pemerintah perlu memprioritaskan pengeluaran yang berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
- Menerapkan sistem pengadaan barang dan jasa yang transparan dan akuntabel: Sistem pengadaan yang transparan dan akuntabel dapat menekan kebocoran dan inefisiensi dalam pengeluaran negara.
- Meningkatkan efektivitas program bantuan sosial: Pemerintah perlu memastikan bahwa program bantuan sosial tepat sasaran dan efektif dalam membantu masyarakat yang membutuhkan.
- Mendorong Pertumbuhan Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi yang kuat akan meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi beban defisit APBN. Pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui:
- Meningkatkan investasi: Pemerintah perlu menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk menarik investasi asing dan domestik.
- Mengembangkan sektor ekonomi baru: Pemerintah perlu mengembangkan sektor ekonomi baru yang berpotensi tinggi, seperti sektor teknologi dan energi terbarukan.
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia: Pemerintah perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas.
Membangun Masa Depan yang Lebih Baik
Defisit APBN merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Pemerintah mendatang harus memiliki komitmen kuat untuk mengatasi defisit ini dengan strategi yang tepat dan terukur.
Selain itu, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi defisit APBN. Masyarakat dapat berperan aktif dalam:
- Membayar pajak dengan jujur: Masyarakat harus membayar pajak dengan jujur dan tepat waktu untuk mendukung pendapatan negara.
- Menjadi konsumen cerdas: Masyarakat harus menjadi konsumen cerdas dengan memilih produk dan jasa yang berkualitas dan mendukung usaha lokal.
- Menjadi agen perubahan: Masyarakat dapat menjadi agen perubahan dengan menyebarkan informasi dan edukasi tentang pentingnya peran pajak dan pengelolaan keuangan negara yang sehat.
Dengan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan defisit APBN dapat diatasi dan Indonesia dapat membangun masa depan yang lebih baik.
Catatan:
Artikel ini merupakan opini penulis dan tidak mewakili pandangan resmi dari instansi atau lembaga manapun.
[RELATED]